I.Penggunaan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Bahasa
yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah
untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri
– ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
- Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
- Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
- Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
- Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
- Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
a.
Bagaimana menggunakan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Untuk
memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih
dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang
serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi
adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa
Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam
bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu
kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang
benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar
adalah kaidah bahasa dan kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek .
- Tata Bunyi (Fonologi)
- Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
- Kosakata
- Ejaan
- Makna
- kelogisan.
Pada
aspek tata bunyi kita mungkin sudah mengenal bunyi |f|,|v| dan |z|
Contoh
Kata – kata yang benar adalah fajar, fakir (miskin), motif, aktif, variable,
vitamin, devaluasi, zakat, zebra dan izin . dan bukan pajar, pakir (miskin),
motip, aktip, pariable, pitamin, depaluasi, jakat, jebra dan ijin .
Pada
aspek pelafalan termasuk juga aspek tata bunyi
Contoh
pelafan yang benar adalah kompleks, korps, transmigrasi, ekspor bukan komplek,
korp, tranmigrasi dan ekspot .
Pada
aspek tata bahasa
Contoh
bentuk tata bahasa yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakan
dan pertanggung jawaban . bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut,
tegakan dan pertangungan jawab .
Dalam
segi kalimat dalam kalimat mandiri , pada kalimat mandiri harus mempunyai
subjek, predikat dan objek/keterangan .
contoh
kalimat : pada tabel di atas memperlihatkan bahwa wanita lebih banyak daripada
pria .
jika
kata “pada” di tiadakan, kata tabel di atas menjadi subjek atau kata
“memperlihatkan” diubah “terlihat” agar kata bahwa dan seterusnya menjadi
subjek . dengan demikian kata itu menjadi benar.
Pada
aspek kosakata kata – kata seperti bilang, kasih, entar dan udah . lebih
baik diubah dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan sudah . agar
menjadi bahasa indonesia yang benar . dalam hubungannya dengan peristilahan,
istilah dampak (impact), Bandar udara , keluaran (output) dan pajak tanah (land
tax) sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara,
hasil dan pajak bumi .dalam segi ejaan , penulisan yang benar adalah
analisis, hakikat, objek, jadwal, kualitas dan hiraki . Dalam segi makna
, penggunaan bahasa yang benar berikatan dengan ketepatan menggunakan
kata yang sesuai dengan makna . seperti dalam bahasa ilmu tidak tepat jika
digunakan kata yang bermakna konotatif (kiasan) . jadi penggunaan bahasa yang
benar harus sesuai dengan kaidah bahasa . Kriteria penggunaan bahasa yang baik
adalah ketepatan memilih ragam bahas yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi .
pemelihan itu berikatan dengan topik yang di bicarakan , tujuan pembicaraan,
orang yang di ajak berbicara ( kalau lisan ) atau pembaca (jika tulis) , dan
tempat pembicaraan . selain itu, bahasa yang baik itu bernalar , dalam arti
bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat
kita .
Tujuan
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
Penggunaan
bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita
dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan
komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
- Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
- Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
- Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
- Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
Kalimat
Komunikasi yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
- Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
- Logis atau dapat diterima nalar
- Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat
yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat
baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya
memenuhi aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari
kaidah bahasa, susunan kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang
benar.
Contoh:
- Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir.
- Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.
- Yang punya HP harus dimatikan.
Kalimat
di atas meskipun dapat dipahami tapi terasa janggal didengar. Pada kalimat
pertama terasa ada yang kurang secara sintaksis. Jabatan subjeknya tidak ada
karena penggunaan kata tugas “pada”. Jika kata “pada” dihilangkan, akan terasa
lebih tepat. Penggunaan kata tugas “bagi” pada kalimat kedua juga tidak pada
tempatnya dan tidak perlu sebab yang dimaksud sesungguhnya adalah sepeda motor
yang dititipkan bukan orangnya. Kalimat kedua mengandung pengertian bahwa yang
dititipkan adalah pemilik sepeda motor atau orangnya. Demikian pula pada
kalimat ketiga, yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP. Perbaikan kalimat di
atas ialah:
- Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir .
- Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.
- Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.
Kalimat
juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal
sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat
dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang lain.
Contoh:
- Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan.
- Ini adalah daerah bebas parkir.
- Di sini tempat pendaftaran buta huruf.
Ketiga
kalimat di atas salah nalar. Kalimat pertama jelas tidak masuk akal. Secara
akal sehat, tidak ada manusia yang memakan pohonan sebab pengertian pohonan
adalah keseluruhan pohon dari akar dan batang hingga daun. Kata pohonan juga
dapat dimaknai banyak pohon. Meskipun secara struktur kalimatnya benar karena
ada subjek, predikat, dan objek, tapi secara nalar tidak masuk akal. Kalimat
kedua dan ketiga juga tidak tepat. Pengertian bebas parkir harusnya sama dengan
bebas narkoba, bebas becak, dan bebas bea yang artinya daerah tersebut tidak
ada lagi narkoba, becak, atau pungutan. Tapi arti bebas parkir mengapa jadi
boleh parkir tanpa bayar. Kalimat ketiga maksudnya bagi yang buta huruf agar
mendaftar di tempat ini untuk mendapatkan pengajaran. Pengertian pada kalimat
di atas adalah orang mendaftarkan diri agar jadi buta huruf.
Perbaikan
kalimat-kalimat di atas, yaitu:
- Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
- Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis.
- Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang buta huruf.
referensi
:
– http://dmsprmn.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar.html
– http://denyseto.blogspot.com/2013/10/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik_24.html
II.Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi
-Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
-Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
-Penggunaan
bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita
dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan
komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
- Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
- Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
- Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
- Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
- Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
- Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Contohnya
:
Misalnya
berupa :
–Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat
bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).
Contohnya
:
– bunyi tong-tong memberi tanda bahaya
– adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
– alarm untuk tanda segera berkumpul
– bedug untuk tanda segera melakukan sholat
– telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
– simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan
perempuan bagi pengguna toilet.
– gambar peta yang menunjukkan jalan
– suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya
– adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran
– bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.
- contoh dalam kehidupan sehari hari
misalkan
seorang satpam perumahan berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat
sudah mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang
bertanda bahwa waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik
antara satpam sama orang-orang disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih
mengerti tanda waktu pergantian tersebut
Jadi,
bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang memberikan pertanda
sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya dilakukan.
Referensi
:
https://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar