Pengertian Pengawasan
Pengawasan
bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan
dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang
diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin
(dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu
proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang
manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry
(dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan
mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo
(dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan
adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma,
standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian
(1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Kesimpulannya,
pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system
informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan.
Tipe-Tipe pengawasan
Dalam
pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang diungkapkan
Winardi (2000, hal. 589). Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga
macam tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)
b. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
c. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Penjelasan:
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary contro)
Prosedur-prosedur
pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar
kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya
dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Dipandang
dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan¬kebijaksanaan
merupakan pedoman-pedoman untuk tindakan masa mendatang. Tetapi,
walaupun demikian penting untuk membedakan tindakan menyusun
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan mengimplementasikannya.
Merumuskan
kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangkan tndakan
mengimplementasi kebijaksanaan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.
Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial
b. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan penyerahan.
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan penyerahan.
c. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Sifat
kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk
mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control)
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
Tahap-Tahap Proses pengawasan
Dalam
melakukan pengawasan terhadap bawahan yang dilakukan oleh manajer
ataupun atasan maka perIu dilakukan tahapan atau proses pengawasan.
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan
yaitu:
1. Menetapkan Standar
Karena
perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka
secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses
pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini
adalah menentukan standar.
2. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Sedangkan menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan
berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah menetapkan standard perencanaan sehingga dalam
melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.
Hal
berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengukur kinerja pegawai, sejauh
mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau
ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya
secara optimal. Kemudian setelah menetapkan standar dan mengukur kinerja
maka hal yang perlu dilakukan adalah membandingkan pelaksanaan dengan
standar yang telah membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah
ditetapkan. Dan yang terakhir adalah melakukan perbaikan jika ditemukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Pentingnya Pengawasan
Suatu
prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan
semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
· Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer
mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi
sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang
diciptakan perubahan yang terjadi.
· Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan
hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas
dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi
pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
· Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila
para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering
membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
· Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan
itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat
menen-tukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem penga-wasan.
· Komunikasi
· Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah
terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah
tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Perancangan Proses Pengawasan
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang di inginkan
Yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan penunjuk hasil
Dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
• Pengukuran input
• Hasil pada tahap awal
• Gejala yang dihadapi
• Kondisi perubahan yang diasumsikan
• Pengukuran input
• Hasil pada tahap awal
• Gejala yang dihadapi
• Kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Dimana
komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by excetion
yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi,
oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi
pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan
yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi
terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik
jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui
tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan.
Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya
pelaksanaan suatu rencana.
Mengenai
pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi
(2000:172) mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu
terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi.
Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan
satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang manajemen”.
Bidang-bidang Pengawasan Strategis
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi secara keseluruhan mencapai sukses yaitu :
· Transaksi Keuangan
1. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisa
laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan
prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan
pada masa mendatang.
2. Manajemen Kas (Cash Management)
3. Pengelolaan Biaya (Cost Control)
2. Manajemen Kas (Cash Management)
3. Pengelolaan Biaya (Cost Control)
· Hubungan Manajer dan Bawahan
Hubungan
antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin
ada hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah
dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau
mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis
seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja
yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
· Operasi-operasi Produktif
Alat Bantu Pengawasan Manajerial
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen
pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya
penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang
mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian
didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul
paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan
bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara
wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar
kebiasaan.
2. Management Information System (MIS)
MIS
yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu
proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan
• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio
Rasio
adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan
informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan
menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang
muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran
dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana
pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana
tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai
sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan
aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai
rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
Management By Exception (MBE)
Pengertian Management By Exception (MBE)
MBE
adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika
yang berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam
pengendalian sistem fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat
digunakan secara efektif.
Pada
Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan
pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung
oleh tersedianya :
- Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
- Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar
yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan
maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya
atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian
antara Kinerja Aktual( apa yang telah dan sedang dicapai ) dengan
Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).
Contoh :
Contoh :
· Seorang
manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam
sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu
waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur)
maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi
94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan
dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
· Keputusan yang dapat diambil antara lain:
1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :
- Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
- Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
- Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
Management Information System
Disingkat
dengan MIS. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sistem Informasi
Manajemen. Didefenisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber
daya di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menhasilkan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan management di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Atau, kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk
mendukung manajemen.
Istilah
Management Information System (MIS) atau Sistem Informasi Manajemen
(SIM) ini banyak digunakan pada tahun 1980an hingga 1990an, yang
menunjukkan sistem-sistem informasi fungsional, yaitu sistem yang
diterapkan di fungsi-fungsi organisasi. Sistem Informasi Manajemen ini
terdiri dari sistem informasi akuntasi, sistem informasi keuangan dan
sistem informasi pemasaran. MIS sudah diterapkan di Amerika Serikat
sejak awal tahun 1970an yang digunakan untuk memberikan infromasi kepada
manajer-manajer fungsional. Istilah ini sudah kurang tepat untuk saat
ini, karena sistem informasi telah berkembang melebihi kemampuan sistem
informasi fungsional.
Definisi
SIM, Sistem Informasi Manajemen – Informasi dapat diibaratkan sebagai
darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di
dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat
dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan
informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan
mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan
strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan
dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem
informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah
utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak
data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital)
dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business
system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi
yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah
perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan,
penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan
hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap
bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar
tertentu.
Komputer
bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah
sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih
dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi
yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi
manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
Sistem
informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi,
penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari
sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari.
Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu
perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi
sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah
sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Konsep Dasar Informasi
Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
- Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
- Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
- Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making)
Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan
untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang
diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka
terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM
adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan
rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi
data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
- Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
- Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
- Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
- Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
- Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
- Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
- Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
- Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
Menajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) meliputi ;
- Sistem informasi Akuntansi/Keuangan,
- Sistem Informasi Kepegawaian
- Sistem Informasi Akademik/Kurikulum
- Student Centered Learning melalui e-Learning
- Sistem informasi perpustakaan
Manajemen
Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) adalah sistem yang didisain untuk
kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas
manajemen pada suatu organisasi pendidikan.
karakteristik karakteristik pengawasan yang efektif
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
- Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
- Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
- Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
- Adanya pengujian pendahuluan
- Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan kriteria utama MIS efektif yaitu :
- Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
- Tepat waktu dalam pemakainya
- Menekan biaya secara efektif
- System yang digunakan harus tepat dan akurat
- Dapat diterima oleh yang bersangkutan
http://tkampus.blogspot.co.id/2012/01/dasar-dasar-pengawasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar